INSPIRE, INSPIRED, INSPIRING
Ini bukan kelas Bahasa Inggeris mahupun kelas penulisan. Juga bukan tulisan merepek meraban kerana ketandusan idea untuk menulis. Tulisan di pagi hari yang hening dan damai ini tercetus dari pembacaan yang telah memberi inspirasi kepada saya untuk terus menulis.
Thank you Sir, you have inspired me to continue writing. Writing is my struggle. My personal life achievement. Millions bunches of thanks to the blog owner, for such inspiring stories - sincere writing, and right from the heart. Such an inspiring writing.
Alright. Dah sekian lama saya tidak menulis secara serius. Setakat satu dua ayat di FB, itu tidak dikira menulis. Nah! Hari ini saya ingin menulis sesuatu yang saya jarang sekali menulis.
Apabila saya membaca blog Tuan XXX, ia mengingatkan saya akan niat sebenar saya untuk menulis. Orang kata, melalui penulisan kita akan 'inspire others'. Memang niat asal saya untuk memberi sedikit sebanyak inspirasi kepada pembaca melalui penulisan. Tetapi... memandangkan penulisan saya yang tidak seberapa itu, yang boleh dikira sebagai 'bodoh' seperti di'dogma'kan oleh segelintir masyarakat; bodoh kerana ia ialah sebuah tinta mengenai kisah percintaan -love stories, romance- whatever name you want to call it; atau pun bodoh kerana some people just thought that love stories are no longer relevant - saya hampir hampir terlupa akan niat 'murni' saya itu.
Yeah... someone once said that 'writing a novel is stupid' or ' malay novel is sort of retarded' and even someone else thinks that love stories are no longer relevent and that you need to write other genres. Whatever it is, let them be with their not-so-brilliant ideas of reading and writing. Writers will stay writers.
Okay... berkenaan niat sebenar saya untuk 'inspire others' melalui writing. Asalnya, saya menulis di blog di atas cadangan seseorang. It was a travel blog - disebabkan saya selalu travel dan ramai yang bertanyakan tentang pelbagai informasi- dari itenary sehinggalah budget, maka tertubuhlah blog tersebut. Namun disebabkan kesibukan yang melampau, blog tersebut telah memegang status 'dormant' setelah beberapa tahun. Dan, pada suatu hari, saya berfikir, adalah lebih baik jika saya 'convert' penulisan saya di blog kepada sebuah buku. Maka, lahirlah JATUH HATI DI PARIS. Novel pertama saya- a mark of struggle and determination to achieve personal dream.
This is my debut novel.
It is just a book, just a story book. Tapi kenapa saya kata 'struggle'?
Ada banyak sebab and sebenarnya, saya ada semua sebab untuk berkata begitu.
1) Pertama, sewaktu saya mula menulis, saya baru sahaja meletakkan jawatan saya di sebuah bank. Bank mana? Bank apa? Perhaps you have to find my first book and read- itu pun if you are really serious nak tahu.
2) Kedua, saya disahkan hamil sewaktu saya mula mengatur aksara di laptop lama yang yang hampir tercabut segala butang. Laptop lama tersebut, diganti dengan laptop baru yang saya guna sekarang. It was a breeze writing on a brand new laptop but the pregnancy itself was difficult. Kehamilan pada kali itu, tidak seperti sebelumnya.
Saya menulis di atas katil, dalam kebanyakan waktu. Pada saat saat terakhir manuskrip itu disiapkan, saya sudah tidak mampu untuk bangun lagi. I believe, if I was still at the bank, the gynea would have put me on bed rest until I deliver my baby. Ada ketikanya, untuk berbaring juga saya tidak mampu. The baby was in a rather weird position, making it a struggle to sit or to lie down. And finally my sister had to come to my rescue- datang tolong saya dengan segala kerja rumah sementara saya mengedit manuskrip dalam seminggu itu sebelum saya dihantar ke labour room. Tulis sekejap-sekejap, kemudian berbaring. Begitulah sehingga seluruh manuskrip siap diedit.
Sebelum mula menulis, saya sudah target yang manuskrip saya akan diterbitkan dalam waktu 12 bulan. Alhamdulillah, with God's Will, it was a success.
3) Sebenarnya, untuk seseorang seperti saya untuk menulis manuskrip novel yang berjumlah 500 muka surat dalam Bahasa Malaysia adalah sesuatu yang boleh dikatakan MUSTAHIL. Yang tidak pernah terlintas dek akal. Sebabnya, saya tidak pernah mendapat sebarang training bagi penulisan kreatif. Yang kedua, kecuali semasa di sekolah saya tidak menulis dalam bahasa ibunda. Semua perkara dalam bahasa lingua franca. Hmm... bagaimana agaknya tulisan pertama saya? Rasanya baik pembaca baca dan decide sendiri. Good or bad- is not my call to decide.
4) Keputusan saya tu sebenarnya mendapat tentangan dari banyak pihak. Tapi, mereka diamkan sahaja. Walaupun mereka boleh katakan 'against' niat saya untuk berhenti kerja dan menulis
Kalau anda perasan, novel pertama saya- JATUH HATI DI PARIS- idea asalnya adalah dari kisah backpacking. Trains and lots of trains. Ada satu perkara yang saya percaya; perjalanan hidup ini is just like a journey by the trains. From one point to another, people get on and off the train, some say hi to you and some just pass by. Someone may come and sit next to you and in a matter of minutes you have exchanged personal stories with them.
Saat saat semangat untuk menulis merudum. Saat saya berasakan saya menyesal mengenali bidang penulisan, saya tersedar bahawa sesuatu tentang saya telah pun 'inspire' seseorang. I suppose, just like respect, it cant be imposed. It has to be earned. Be it a stupid novel or whatever stupid things that people say to you, you just need to do it. And have faith. Coz only FAITH CAN MOVE MOUNTAINS, DOUBTS CAN CREATE THEM.
Thank you Sir, you have inspired me to continue writing. Writing is my struggle. My personal life achievement. Millions bunches of thanks to the blog owner, for such inspiring stories - sincere writing, and right from the heart. Such an inspiring writing.
Alright. Dah sekian lama saya tidak menulis secara serius. Setakat satu dua ayat di FB, itu tidak dikira menulis. Nah! Hari ini saya ingin menulis sesuatu yang saya jarang sekali menulis.
 |
| or talk to you... |
Yeah... someone once said that 'writing a novel is stupid' or ' malay novel is sort of retarded' and even someone else thinks that love stories are no longer relevent and that you need to write other genres. Whatever it is, let them be with their not-so-brilliant ideas of reading and writing. Writers will stay writers.
Okay... berkenaan niat sebenar saya untuk 'inspire others' melalui writing. Asalnya, saya menulis di blog di atas cadangan seseorang. It was a travel blog - disebabkan saya selalu travel dan ramai yang bertanyakan tentang pelbagai informasi- dari itenary sehinggalah budget, maka tertubuhlah blog tersebut. Namun disebabkan kesibukan yang melampau, blog tersebut telah memegang status 'dormant' setelah beberapa tahun. Dan, pada suatu hari, saya berfikir, adalah lebih baik jika saya 'convert' penulisan saya di blog kepada sebuah buku. Maka, lahirlah JATUH HATI DI PARIS. Novel pertama saya- a mark of struggle and determination to achieve personal dream.
This is my debut novel.
It is just a book, just a story book. Tapi kenapa saya kata 'struggle'?
Ada banyak sebab and sebenarnya, saya ada semua sebab untuk berkata begitu.
1) Pertama, sewaktu saya mula menulis, saya baru sahaja meletakkan jawatan saya di sebuah bank. Bank mana? Bank apa? Perhaps you have to find my first book and read- itu pun if you are really serious nak tahu.
2) Kedua, saya disahkan hamil sewaktu saya mula mengatur aksara di laptop lama yang yang hampir tercabut segala butang. Laptop lama tersebut, diganti dengan laptop baru yang saya guna sekarang. It was a breeze writing on a brand new laptop but the pregnancy itself was difficult. Kehamilan pada kali itu, tidak seperti sebelumnya.
Saya menulis di atas katil, dalam kebanyakan waktu. Pada saat saat terakhir manuskrip itu disiapkan, saya sudah tidak mampu untuk bangun lagi. I believe, if I was still at the bank, the gynea would have put me on bed rest until I deliver my baby. Ada ketikanya, untuk berbaring juga saya tidak mampu. The baby was in a rather weird position, making it a struggle to sit or to lie down. And finally my sister had to come to my rescue- datang tolong saya dengan segala kerja rumah sementara saya mengedit manuskrip dalam seminggu itu sebelum saya dihantar ke labour room. Tulis sekejap-sekejap, kemudian berbaring. Begitulah sehingga seluruh manuskrip siap diedit.
Sebelum mula menulis, saya sudah target yang manuskrip saya akan diterbitkan dalam waktu 12 bulan. Alhamdulillah, with God's Will, it was a success.
3) Sebenarnya, untuk seseorang seperti saya untuk menulis manuskrip novel yang berjumlah 500 muka surat dalam Bahasa Malaysia adalah sesuatu yang boleh dikatakan MUSTAHIL. Yang tidak pernah terlintas dek akal. Sebabnya, saya tidak pernah mendapat sebarang training bagi penulisan kreatif. Yang kedua, kecuali semasa di sekolah saya tidak menulis dalam bahasa ibunda. Semua perkara dalam bahasa lingua franca. Hmm... bagaimana agaknya tulisan pertama saya? Rasanya baik pembaca baca dan decide sendiri. Good or bad- is not my call to decide.
4) Keputusan saya tu sebenarnya mendapat tentangan dari banyak pihak. Tapi, mereka diamkan sahaja. Walaupun mereka boleh katakan 'against' niat saya untuk berhenti kerja dan menulis
Kalau anda perasan, novel pertama saya- JATUH HATI DI PARIS- idea asalnya adalah dari kisah backpacking. Trains and lots of trains. Ada satu perkara yang saya percaya; perjalanan hidup ini is just like a journey by the trains. From one point to another, people get on and off the train, some say hi to you and some just pass by. Someone may come and sit next to you and in a matter of minutes you have exchanged personal stories with them.
 |
| Life is like a journey by the train. |
Saat saat semangat untuk menulis merudum. Saat saya berasakan saya menyesal mengenali bidang penulisan, saya tersedar bahawa sesuatu tentang saya telah pun 'inspire' seseorang. I suppose, just like respect, it cant be imposed. It has to be earned. Be it a stupid novel or whatever stupid things that people say to you, you just need to do it. And have faith. Coz only FAITH CAN MOVE MOUNTAINS, DOUBTS CAN CREATE THEM.
Comments
Post a Comment